Judul : Nasehat Serta Do'aku Untukmu Wahai Saudaraku
link : Nasehat Serta Do'aku Untukmu Wahai Saudaraku
Nasehat Serta Do'aku Untukmu Wahai Saudaraku
Nasehat Serta Do'aku Untukmu Wahai Saudaraku
MERENUNGI PERANG JAMAL
Tahukah anda apakah perang jamal itu?
Ia adalah perang antara pasukan Ali dan pasukan Aisyah radliyallahu anhum..
Padahal Aisyah keluar dari kota Madinah dengan pasukannya bukan untuk berperang..
tetapi untuk mengishlah kaum muslimin yang disaat itu bertikai..
Mendengar Aisyah membawa pasukan menuju Kufah, Ali pun keluar membawa pasukannya untuk menyambut kedatangan ibunda kaum muslimin..
Namun, rupanya musuh musuh islam menyusup dan ingin melakukan kerusuhan. Mereka membagi dua kelompok lalu saling melempar. Sehingga pasukan Ali mengira bahwa pasukan Aisyah yang memulai peperangan...
Pasukan Aisyahpun mengira pasukan Ali yang memulai perang..
Maka berkecamuklah perang dan gugurlah dua shahabat mulia yaitu Thalhaj bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam..
Renungkankanlah ini..
Bila pasukan para shahabat bisa dimasuki provokator untuk berbuat kerusuhan..
Maka aksi demo, unjuk rasa atau semisalnya yang isinya banyak kaum awamers amat lebih mudah lagi dimasuki provokator..
waspadalah saudaraku... [1]
SERUAN DARI MASJID NABAWI TERKAIT DEMO TANGGAL 4 NOVEMBER 2016 DI JAKARTA
Fatwa Ulama Besar Ahlus Sunnah, Ahli Hadits Kota Madinah Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-'Abbad hafizhahullah :
قَالَ: رَئِيْسُ مَدِيْنَةِ جَاكَارْتَا يَسْتَهْزِئُ بِالْقُرْآنِ وَعُلَمَاءِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَهُوَ نَصْرَانِيٌ، وَفِي رَابِعِ نُوْفِمْبَر: سَتُقَامُ الْمُظَاهَرَةِ لِطَلَبِ الْمَحَاكَمَةِ. هَلْ يَجُوْزُ لَنَا الْخُرُوْجُ؟ عِلَمًا بِأَنَّهُ كَافِرٌ لاَ بَيْعَةَ لَهُ، وَالْمُظَاهَرَةُ يُرَاعَى فِيْهَا الأَدَبُ، وَعَدَمُ إِفْسَادِ الْمَرَافِقِ الْعَامَّةِ.
[قَالَ الشَّيْخُ]: الْمُظَاهَرَاتُ وَالْمُشَارَكَةُ فِيْهَا: غَيْرُ صَحِيْحٍ، وَلٰكِنْ يَعْمَلُوْنَ مَا يُمْكِنُهُمْ مِنْ غيْرِ الْمُظَاهَرَاتِ؛ يُكْسِبُوْنَ وَيَذْهَبُوْنَ يَعْنِيْ يَذْهَبُ أُنَاسٌ لِمُرَاجَعَةِ الْمَسْؤُوْلِ الأَكْبَرِ...
Penanya berkata :
"Gubernur Kota Jakarta melecehkan Al-Qur’an dan Ulama kaum muslimin, dia seorang Nashrani. Dan pada tanggal 4 November akan diadakan Demonstrasi untuk meminta agar dia dihukum. Bolehkah kita ikut keluar (berdemo)?
Dan untuk diketahui bahwa dia adalah orang kafir, yang tentunya kita tidak wajib untuk membai’atnya. Dan dalam Demonstrasi tersebut akan dijaga adab-adabnya dan tidak ada perusakan terhadap fasilitas-fasilitas umum."
Syaikh menjawab :
“Demonstrasi dan ikut serta di dalamnya: TIDAK DIBENARKAN. Akan tetapi mereka (kaum muslimin) bisa melakukan usaha dengan (mengutus) beberapa orang untuk pergi menasihati pimpinan terbesar (Presiden)…”
Ditanyakan oleh sebagian Mahasiswa Madinah -yang kami cintai karena Allah-, pada waktu Maghrib, 31 Oktober 2016 M (semoga Allah membalas semuanya dengan kebaikan) [Dinukil dari Dari Group WA Ahlus Sunnah] [2]
Namun yang ingin saya tekankan di sini [3] :
1. Jangan gegabah untuk cepat memvonis orang yang tidak ikut berdemo dengan menilai bahwa mereka tidak ingin membela Al-Quran dan tidak cinta ulama. Bukan seperti itu. Tahan dulu lisan di zaman fitan. Mereka yang tidak ikut berdemo, tentu ada cara lain untuk menurunkan Gubernur sang pencela Al-Quran dan untuk mengadilinya dengan cara yang lain. Yang mana cara tersebut tidak harus berdemo. Yang jelas mereka sangat benci jika Al-Quran diinjak-injak kehormatannya, namun cara mereka tidak dengan berdemo.
Begitu pula untuk orang yang tidak ikut berdemo jangan gegabah untuk mencela habis-habisan saudara-saudara kita yang ikut berdemo. Sekali lagi, jaga lisan di zaman fitan. Cukup jelaskan pandangan kita, kalau dia tetap enggan maka tak perlu kita mencelanya sehingga saling mencaci maki sesama muslim. Cukup doakanlah saudara-saudara kita yang ikut berdemo agar terhindar dari makar dan tipu daya kafir. Dan semoga Allah selalu melindungi mereka dan agar sang pencela Al-Quran itu segera diadili.
2. Di sosial media, saya lihat ada beberapa ikhwah yang saling cela mencela antara yang ikut berdemo dan enggan berdemo. Dan bahkan hewan-hewan yang ada di kebun binatang pun ikut keluar dari lisan mereka. Akhi, akhlak macam apa ini yang engkau pupuk dalam jiwamu?
Bukankah muslim itu sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبَّابًا، وَلَا لَعَّانًا، وَلَا فَحَّاشًا
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sama sekali bukanlah orang yang suka mencela, bukanlah orang yang suka melaknat dan bukanlah orang yang memiliki lisan yang keji” (HR. Bukhari)
Kita muslim? Maka contohlah bagaimana sikap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
3. Kita sepakat bahwa dia telah mencela Al-Quran dan para ulama. Dan kita semua sepakat pula bahwa Gubernur ini harus segera diadili. Kita sepakat akan hal itu, namun kita hanya berbeda pandangan bagaimana cara menyikapinya. Apa hanya karena kita berbeda pandang cara, kemudian kita saling cela dan menghina? Sehingga ukhuwwah islamiyyah itu terlihat retak di antara kaum muslimin?
Semoga di penghujung artikel ini, walau saya bersama pendapat para ulama dan asatidzah yang melarang untuk berdemo, namun saya selalu mendoakan dan berharap agar saudara-saudara saya di sana nanti agar selalu dilindungi oleh Allah ta’ala dan terhindar dari makar dan tipu daya orang-orang kuffar. Semoga pula mereka selalu menjaga adab-adab islam dan tidak merusak fasilitas umum dan sebagainya.
Wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad.
[Cerkiis.blogspot.com, Berbagai Sumber. Penyusun arifia]
Footnote :
[1] Ustadz Badru Salam
[2] Ustadz Sofyan Cholid Bin Idham Ruray
[2] Ustadz Muhammad Abdurrahman Al Amiry
MERENUNGI PERANG JAMAL
Tahukah anda apakah perang jamal itu?
Ia adalah perang antara pasukan Ali dan pasukan Aisyah radliyallahu anhum..
Padahal Aisyah keluar dari kota Madinah dengan pasukannya bukan untuk berperang..
tetapi untuk mengishlah kaum muslimin yang disaat itu bertikai..
Mendengar Aisyah membawa pasukan menuju Kufah, Ali pun keluar membawa pasukannya untuk menyambut kedatangan ibunda kaum muslimin..
Namun, rupanya musuh musuh islam menyusup dan ingin melakukan kerusuhan. Mereka membagi dua kelompok lalu saling melempar. Sehingga pasukan Ali mengira bahwa pasukan Aisyah yang memulai peperangan...
Pasukan Aisyahpun mengira pasukan Ali yang memulai perang..
Maka berkecamuklah perang dan gugurlah dua shahabat mulia yaitu Thalhaj bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam..
Renungkankanlah ini..
Bila pasukan para shahabat bisa dimasuki provokator untuk berbuat kerusuhan..
Maka aksi demo, unjuk rasa atau semisalnya yang isinya banyak kaum awamers amat lebih mudah lagi dimasuki provokator..
waspadalah saudaraku... [1]
SERUAN DARI MASJID NABAWI TERKAIT DEMO TANGGAL 4 NOVEMBER 2016 DI JAKARTA
Fatwa Ulama Besar Ahlus Sunnah, Ahli Hadits Kota Madinah Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-'Abbad hafizhahullah :
قَالَ: رَئِيْسُ مَدِيْنَةِ جَاكَارْتَا يَسْتَهْزِئُ بِالْقُرْآنِ وَعُلَمَاءِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَهُوَ نَصْرَانِيٌ، وَفِي رَابِعِ نُوْفِمْبَر: سَتُقَامُ الْمُظَاهَرَةِ لِطَلَبِ الْمَحَاكَمَةِ. هَلْ يَجُوْزُ لَنَا الْخُرُوْجُ؟ عِلَمًا بِأَنَّهُ كَافِرٌ لاَ بَيْعَةَ لَهُ، وَالْمُظَاهَرَةُ يُرَاعَى فِيْهَا الأَدَبُ، وَعَدَمُ إِفْسَادِ الْمَرَافِقِ الْعَامَّةِ.
[قَالَ الشَّيْخُ]: الْمُظَاهَرَاتُ وَالْمُشَارَكَةُ فِيْهَا: غَيْرُ صَحِيْحٍ، وَلٰكِنْ يَعْمَلُوْنَ مَا يُمْكِنُهُمْ مِنْ غيْرِ الْمُظَاهَرَاتِ؛ يُكْسِبُوْنَ وَيَذْهَبُوْنَ يَعْنِيْ يَذْهَبُ أُنَاسٌ لِمُرَاجَعَةِ الْمَسْؤُوْلِ الأَكْبَرِ...
Penanya berkata :
"Gubernur Kota Jakarta melecehkan Al-Qur’an dan Ulama kaum muslimin, dia seorang Nashrani. Dan pada tanggal 4 November akan diadakan Demonstrasi untuk meminta agar dia dihukum. Bolehkah kita ikut keluar (berdemo)?
Dan untuk diketahui bahwa dia adalah orang kafir, yang tentunya kita tidak wajib untuk membai’atnya. Dan dalam Demonstrasi tersebut akan dijaga adab-adabnya dan tidak ada perusakan terhadap fasilitas-fasilitas umum."
Syaikh menjawab :
“Demonstrasi dan ikut serta di dalamnya: TIDAK DIBENARKAN. Akan tetapi mereka (kaum muslimin) bisa melakukan usaha dengan (mengutus) beberapa orang untuk pergi menasihati pimpinan terbesar (Presiden)…”
Ditanyakan oleh sebagian Mahasiswa Madinah -yang kami cintai karena Allah-, pada waktu Maghrib, 31 Oktober 2016 M (semoga Allah membalas semuanya dengan kebaikan) [Dinukil dari Dari Group WA Ahlus Sunnah] [2]
Namun yang ingin saya tekankan di sini [3] :
1. Jangan gegabah untuk cepat memvonis orang yang tidak ikut berdemo dengan menilai bahwa mereka tidak ingin membela Al-Quran dan tidak cinta ulama. Bukan seperti itu. Tahan dulu lisan di zaman fitan. Mereka yang tidak ikut berdemo, tentu ada cara lain untuk menurunkan Gubernur sang pencela Al-Quran dan untuk mengadilinya dengan cara yang lain. Yang mana cara tersebut tidak harus berdemo. Yang jelas mereka sangat benci jika Al-Quran diinjak-injak kehormatannya, namun cara mereka tidak dengan berdemo.
Begitu pula untuk orang yang tidak ikut berdemo jangan gegabah untuk mencela habis-habisan saudara-saudara kita yang ikut berdemo. Sekali lagi, jaga lisan di zaman fitan. Cukup jelaskan pandangan kita, kalau dia tetap enggan maka tak perlu kita mencelanya sehingga saling mencaci maki sesama muslim. Cukup doakanlah saudara-saudara kita yang ikut berdemo agar terhindar dari makar dan tipu daya kafir. Dan semoga Allah selalu melindungi mereka dan agar sang pencela Al-Quran itu segera diadili.
2. Di sosial media, saya lihat ada beberapa ikhwah yang saling cela mencela antara yang ikut berdemo dan enggan berdemo. Dan bahkan hewan-hewan yang ada di kebun binatang pun ikut keluar dari lisan mereka. Akhi, akhlak macam apa ini yang engkau pupuk dalam jiwamu?
Bukankah muslim itu sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبَّابًا، وَلَا لَعَّانًا، وَلَا فَحَّاشًا
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sama sekali bukanlah orang yang suka mencela, bukanlah orang yang suka melaknat dan bukanlah orang yang memiliki lisan yang keji” (HR. Bukhari)
Kita muslim? Maka contohlah bagaimana sikap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
3. Kita sepakat bahwa dia telah mencela Al-Quran dan para ulama. Dan kita semua sepakat pula bahwa Gubernur ini harus segera diadili. Kita sepakat akan hal itu, namun kita hanya berbeda pandangan bagaimana cara menyikapinya. Apa hanya karena kita berbeda pandang cara, kemudian kita saling cela dan menghina? Sehingga ukhuwwah islamiyyah itu terlihat retak di antara kaum muslimin?
Semoga di penghujung artikel ini, walau saya bersama pendapat para ulama dan asatidzah yang melarang untuk berdemo, namun saya selalu mendoakan dan berharap agar saudara-saudara saya di sana nanti agar selalu dilindungi oleh Allah ta’ala dan terhindar dari makar dan tipu daya orang-orang kuffar. Semoga pula mereka selalu menjaga adab-adab islam dan tidak merusak fasilitas umum dan sebagainya.
Wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad.
[Cerkiis.blogspot.com, Berbagai Sumber. Penyusun arifia]
Footnote :
[1] Ustadz Badru Salam
[2] Ustadz Sofyan Cholid Bin Idham Ruray
[2] Ustadz Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Demikianlah Artikel Nasehat Serta Do'aku Untukmu Wahai Saudaraku
Sekianlah artikel Nasehat Serta Do'aku Untukmu Wahai Saudaraku kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Nasehat Serta Do'aku Untukmu Wahai Saudaraku dengan alamat link https://edankabar.blogspot.com/2016/11/nasehat-serta-doaku-untukmu-wahai.html
0 Response to "Nasehat Serta Do'aku Untukmu Wahai Saudaraku"
Posting Komentar